Lompat ke isi utama

Latar belakang

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan mesin utama di balik pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Sebanyak 64 juta UMKM mempekerjakan 97% dari total tenaga kerja dalam negeri, bahkan turut menyumbang 61% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Namun, mereka menghadapi berbagai tantangan, termasuk keterbatasan konektivitas, hambatan keuangan, dan kurangnya keterampilan digital. Hanya 17,5 juta UMKM yang telah memasuki ekosistem digital, sementara baru 20% UMKM yang telah menerima kredit dari Lembaga keuangan formal.

Latar Belakang Program

Berdasarkan data (Organisasi Kopi Internasional) menunjukkan bahwa kontribusi perempuan terhadap industri kopi global cukup signifikan yakni 20% - 30% penanaman kopi dikelola oleh perempuan, dan 70% lebih terdiri tenaga kerja perempuan. Data I2C0O19 juga menyebutkan Indonesia memiliki jumlah petani kopi terbesar ke-3 di dunia (1,3 juta), tetapi bertentangan dengan tren global, sektor ini didominasi oleh pria, sehingga kebutuhan petani perempuan perkebunan kopi sering kali diabaikan.

LATAR BELAKANG PROGRAM

Perempuan memainkan peran penting didalam perkebunan kopi rakyat di Kabupaten Humbang Hasundutan dan Tapanuli Utara, dimana sekitar 69% pekerja adalah perempuan. Disamping itu, untuk memenuhi kebutuhan ekonomi rumah tangga, perempuan petani kopi/istri petani seringkali mengambil pekerjaan tambahan untuk mendapatkan penghasilan tambahan.

Leaving No One Behind (LeaN On) merupakan sebuah inisiatif darurat bagian dari Investing in Human Capital for Disaster Management (INVEST DM) bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebagai respon terhadap pandemi COVID-19. Didukung pendanaan $1 juta dari rakyat Amerika (USAID) melalui program Empowering Access to Justice (MAJu), LeaN On dilaksanakan oleh kemitraan Mercy Corps Indonesia, ASB Indonesia – Philippines, Human Initiative, ThisAble, dan AtmaConnect.

Di Indonesia, pemerintah kabupaten dan kota sudah mulai menerapkan pembatasan sosial skala besar (PSBB) yang mendorong masyarakat untuk tinggal di rumah. Pembatasan ini telah mempengaruhi aktivitas dan bisnis pertanian, termasuk komunitas petani kecil. Setidaknya ada dua tantangan utama yang saat ini dihadapi oleh petani kecil dalam melakukan kegiatan pertanian dalam situasi ini: (1) Kesulitan untuk menjual hasil panen / hasil pertanian mereka karena pengumpul / pedagang telah mengurangi daya beli mereka atau karena terbatasnya jam buka di daerah. pasar.

Program Empowering Women Entrepreneurs mendukung perempuan pengusaha yang memimpin usaha mikro dan kecil (memiliki kurang dari 19 karyawan) di Kabupaten Bogor dan Kota Batam melalui peningkatan akses ke layanan keuangan, pelatihan dan pendampingan bisnis, serta pengembangan bisnis. Program ini ditujukan untuk  meningkatkan hubungan yang ada antara lembaga keuangan, kamar dagang, penyedia layanan bisnis, organisasi berbasis komunitas dan jaringan lainnya guna menghubungkan para pengusaha ke pasar (input, keuangan dan output).

Berlangganan Pemberdayaan Ekonomi