Gempa bumi berkekuatan 7,4 skala righter yang menyebabkan tsunami, longsor, dan likuifaksi di Sulawesi Tengah bukan saja menyebabkan kerugian jiwan namun juga menghancurkan sendi-sendi kehidupan lainnya. Segala sarana dan prasarana penunjang kehidupan dan rotasi perekonomian tidak berfungsi. Banyak masyarakat yang kehilangan mata pencarian termasuk petani. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Tengah mengungkapkan terdapat 7.000 petani terdampak oleh rusaknya areal persawahan seluas 7.356 hektar di Palu, Sigi dan Donggala yang diakibatkan oleh rusaknya irigasi Gumbasa.