Para Promotor
Bicara tentang pelibatan dan pemberdayaan penyandang disabilitas, kita seringkali terjebak untuk berfokus pada hambatan fungsi yang dialami ketimbang potensi yang dimiliki oleh para penyandang disabilitas. Program LeaN On by INVEST DM yang didukung oleh rakyat Amerika melalui USAID mencoba mengubah cara pandang tersebut dengan melibatkan penyandang disabilitas dan anggota masyarakat rentan lainnya dalam program komunikasi risiko COVID-19 yang inklusif.
Lebih dari 500 promotor yang sebagian besar berasal dari komunitas penyandang disabilitas dan kelompok masyarakat terpinggirkan dilatih untuk kemudian ditugaskan menjangkau lebih dari 165,000 anggota komunitas masing-masing di enam provinsi di Indonesia. Selain memberikan informasi risiko dan edukasi pencegahan COVID-19, para promotor ini juga bertugas memastikan ketersediaan akses informasi perlindungan sosial bagi sebayanya.
Pak Monis merupakan salah satu promotor yang bertugas menjangkau komunitas penyandang netra di Kota Bandung dan sekitarnya. Sebagai seorang penyandang netra, sejak awal beliau sangat antusias akan kesempatan yang diberikan untuk melakukan komunikasi risiko COVID-19 ke teman-teman netra lainnya. Sejak pelatihan hingga penjangkauan, Pak Monis tidak menemukan kendala berarti. Dengan dukungan seorang pendamping, beliau berhasil menjangkau lebih dari 300 orang teman netra di wilayah Bandung Raya dalam kurun waktu tiga bulan.
Pelibatan komunitas penyandang disabilitas dan kelompok termarjinalkan dalam program komunikasi risiko memang terbukti efektif. Seyogyanya, individu dari komunitas termarjinalkan tentu lebih paham kondisi dan kebutuhan anggota komunitasnya serta strategi komunikasi yang paling sesuai dengan kondisi dan kebutuhan tersebut. Pak Monis, misalnya, lebih mengerti pendekatan dan metode yang tepat dalam memberikan edukasi pencegahan COVID-19 kepada sesama teman netra.
Tak hanya memberikan informasi risiko dan edukasi pencegahan COVID-19, Pak Monis juga kerap mengupayakan dukungan ekstra bagi peserta program LeaN On yang ia jangkau. Salah satunya adalah dengan mengupayakan dukungan transportasi untuk rujukan ke fasilitas kesehatan bagi peserta yang terkonfirmasi positif COVID-19. Selain itu, ia juga secara aktif mengumpulkan informasi bantuan sosial bagi para peserta program yang membutuhkan.
Ketika ditanya mengenai kesannya terhadap program LeaN On, Pak Monis menjelaskan bahwa program ini betul-betul telah membukakan akses informasi risiko pandemik kepada penyandang disabilitas. Menurutnya, informasi yang beredar di media massa dan media online tidak selalu mudah dimengerti oleh peserta program dari komunitas penyandang netra akibat penggunaan Bahasa yang terlalu “tinggi”. Dengan keberadaan promotor LeaN On yang melakukan penjangkauan langsung, informasi tersebut dapat disampaikan dengan lebih jelas kepada teman netra. Selain itu, ia juga mengaku belajar banyak dari keterlibatannya sebagai promotor LeaN On. “Secara pribadi, wawasan saya bertambah. Saya jadi tahu lebih banyak seputar covid dan bisa membagikan pengetahuan tersebut kepada orang lain. Selain itu, saya juga bisa lebih mengerti permasalahan yang dihadapi teman-teman netra,” ungkap Pak Monis menutup bincang-bincang kami hari itu.
Pada kesempatan terpisah, Yuyun Yuningsih yang merupakan koordinator promotor LeaN On untuk area Bandung menambahkan, “Harapan saya program seperti ini (LeaN On by INVEST DM) dapat berkelanjutan, tidak berhenti di penanggulangan COVID-19 saja. Kita bisa menggunakan model yang sama untuk terus melibatkan kelompok rentan dalam kegiatan penanggulangan bencana selanjutnya, agar transfer pengetahuan, kesadaran dan perubahan perilaku dapat terus terjadi. Saya yakin, pelibatan teman-teman dari komunitas disabilitas dan kelompok rentan ini lebih efektif dalam melakukan komunikasi risiko. Mereka dapat menyampaikan informasi kepada anggota komunitas secara lebih menyeluruh sebab banyak di antara anggota komunitas rentan yang masih menemui kesulitan untuk mengakses informasi dari berbagai jenis media yang ada”