Lompat ke isi utama

Cargill dan Mercy Corps Indonesia Bangun 40 Fasilitas Sanitasi di 10 Sekolah Pascagempa Palu

SultengTerkini.Com, PALU– Cargill dan Mercy Corps Indonesia menyerahkan secara resmi program sanitasi dan kebersihan kepada Pemerintah Kota Palu, Sulawesi Tengah sebagai bagian dari upaya pemulihan pascagempa di wilayahnya baru-baru ini.

Kegiatan ini terdiri dari program kesadaran higiene dan pembangunan 40 fasilitas sanitasi permanen baru pada 10 sekolah di Pantoloan, Kota Palu, yang merupakan salah satu daerah paling terkena dampak bencana.

Secara total 1.895 siswa mulai dari sekolah dasar hingga sekolah menengah, bersama dengan 133 guru dan staf telah merasakan manfaat dari program ini.

Gempa bumi dan tsunami berkekuatan magnitudo 7,4 yang melanda Sulteng pada 28 September 2018 menyebabkan anak-anak sekolah Palu berada disituasi sangat memilukan.

Kendati sejumlah siswa sudah mulai belajar di sekolah atau di sekolah sementara, namun tidak terdapat fasilitas sanitasi di sekolah-sekolah tersebut.

Hal itu sesuai dengan identifikasi dari Tim Respons Sulawesi Tengah yang menyebutkan bahwa kebutuhan mendesak terhadap fasilitas Sanitasi air bersih dan kebersihan (Water Sanitation and Hygiene-WASH) di sekolah-sekolah, akibat kerusakan infrastruktur yang disebabkan gempa.

Cargill bersama dengan Mercy Corps Indonesia merespons dengan membentuk program kemitraan untuk membangun fasilitas sanitasi di sekolah. Program ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, sehat dan bersih serta mencegah penyebaran penyakit- penyakit akibat kontaminasi air kotor ataupun melalui serangga (water-borne dieses dan vector-borne dieses) di sekitar sekolah yang terkena dampak di Palu.

 

“Kami sangat berterima kasih kepada Cargill dan Mercy Corps Indonesia yang telah membantu kami,” kata Kepala SD Karya Thayyibah Sudjono, salah satu sekolah yang paling terpengaruh di Palu.

Dia juga menggambarkan situasi setelah musibah. “Dalam lima bulan terakhir, para siswa sering harus pulang di sela-sela pelajaran (untuk buang air kecil/ besar), karena kami tidak memiliki toilet di sekolah,” katanya.

Menurutnya, situasi ini tidak hanya menjadi perhatian pada masalah kesehatan dan keselamatan, tetapi juga memengaruhi proses pembelajaran siswa lain, karena selain mengajar, guru harus memeriksa keberadaan siswa.

Hal itu mengganggu kegiatan belajar. Adanya fasilitas baru ini memungkinkan siswa untuk belajar secara efektif, sementara pada saat yang sama menjaga kondisi kesehatan di sekitar sekolah.

 

“Sekarang kami memiliki toilet yang tepat dan nyaman. Ditambah lagi, guru dapat fokus pada pengajaran tanpa merasa khawatir dengan keberadaan siswa,” tutur Sudjono.

Sebagai pelengkap fasilitas sanitasi, program ini juga memberikan pelatihan kebersihan kepada siswa dan mempromosikan mereka sebagai Duta Sanitasi sekolah.

 

Hal ini untuk memastikan keberlanjutan program, mempertahankan fasilitas, mempertahankan kebiasaan sehat siswa sambil menyebarkan praktik yang baik ke komunitas mereka.

Direktur Corporate Affairs untuk Cargill di Indonesia Arief Susanto, menyatakan, pihaknya senang kemitraan dengan Mercy Corps Indonesia telah membantu siswa dan guru mengembalikan kegiatan sekolah menjadi normal setelah bencana, seraya melindungi kesehatan siswa.

Dengan bekerja sama dengan warga setempat pemerintah, guru, siswa, dan masyarakat dia berharap program ini akan terus membawa manfaat bagi semua untuk tahun-tahun mendatang.

Bersama-sama pihaknya dapat membantu siswa Palu berkembang melalui fasilitas sanitasi layak dan praktik kebersihan yang baik.

“Cargill berkomitmen membantu masyarakat tempat kami bekerja, juga memungkinkan memenuhi tujuan kami, yakni, memberi pangan kepada dunia,” katanya. CAL

(Sumber : https://www.sultengterkini.com/2019/11/01/cargill-dan-mercy-corps-indonesia-bangun-40-fasilitas-sanitasi-di-10-sekolah-pascagempa-palu/)